Cara Membuat Toak Pada Musim Pati Wolo
Pada masa pati wolo produksi Toak siwalan turun drastis bahkan sangat minim sekali, namun demikian masih ada satu dua pohon Siwalan yang masih mampu berproduksi. Oleh karena itu untuk tetap memenuhi pasar minuman Legen dan Tuak ini para pedagang Legen dan Tuak Siwalan ini mempunyai trik-trik untuk tetap menyediakan minuman ini.
Sebenarnya ini sangat dirahasiakan oleh para pedang minuman Legen dan Tuak Siwalan. Karena itu penulis sangat kesulitan untuk memperoleh informasi yang sangat rahasia ini. Dengan beberapa cara akhir ada juga diantara petani yang mau menjelaskan trik-trik yang biasa dilakukan oleh pedagang minuman ini.
Ini berawal dari pemikiran penulis setelah mengetahui keadaan sebenarnya siklus produksi yang pada masa pati wolo ini sangat turun drastis. Namun di tingkat pedagang seolah-olah fluktuasi produksi ini tidak terjadi. Para pedagang di pinggir jalan masih tetap saja bisa menjual Legen dan Tuak dalam jumlah yang hampir tidak beda dengan masa-masa biasanya. Hal ini terjadi karena pedagang bisa membuat legen dan tuak buatan, yang tidak murni namun masih tetap bisa diterima oleh konsumen, karena konsumen sudah terbiasa dan sulit untuk menghentikan kebiasaan menkonsumsi minuman khas ini.
Legen dan Tuak buatan ini memang nyaris tidak berbeda dengan yang murni atau aslinya. Namun bagi yang biasa sebenarnya masih bisa merasakan perbedaannya. Adapun yang penulis dapatkan informasi bocorannya bersumber dari seorang petani yang sudah biasa berhubungan dengan para pedagang yang mempraktekkan. Sumber tersebut tidak mau disebutkan namanya. Namun jika dicek dengan beberapa informasi lainnya maka informasi ini bisa mewakili.
Adapun cara untuk membuat Legen Buatan itu sebagai berikut. Jika legen yang akan dibuat nanti 25 liter, maka bahannya antara lain adalah : legen asli 5 liter, pupus daun Siwalan 2-5 pupus, sari manis secukupnya dan air 20 liter. Semua bahan dicampur dan dimasak sampai mendidih dan kemudian didinginkan. Biasanya legen buatan ini bisa lebih awet dan tidak mudah berubah karena fermentasi, lain dengan legen atau nira Siwalan asli yang biasanya mudah berubah karena fermentasi gampang terjadi setelah sekitar 4 jam. Legen asli akan agak awet jika dimasak lebih dahulu.
Bagaimana dengan tuak buatan? Tuak buatan sebanyak 30 liter itu dibuat dari Tuak lama sebanyak 10 liter, Tuak baru 5 liter, Air 15 liter, ditambah secukupnya sari manis, untuk rasa ’sepet’ menggunakan Duwet atau Juwet dan rasa pahit dengan menggunakan sambiloto. Kadang-kadang sari manis tidak digunakan. Tuak lama adalah tuak yang memang disimpan dalam waktu yang sudah lama. Tuak lama biasanya kandungan alkoholnya agak tinggi. Tuak baru memang dimaksudkan untuk menjaga aroma dan rasa tuak buatan. Buah juwet yang kelat atau ’sepet’ dan sambiloto yang pahit memberi kesan sepet pahitnya rasa tuak.
Apakah pembuatan legen dan tuak buatan ini hanya dilakukan hanya pada saat pati wolo saja? Atau juga dilakukan untuk menyiasati pasar yang permintaannya banyak sepanjang tahun, padahal ada masa menurunnya produksi. Pedagang yang baik harusnya menjelaskan produk yang dijual ini legen atau tuak asli atau legen atau tuak buatan. Apakah legen yang dijual sampai ke luar daerah itu asli atau buatan? Wah... kalau masalah ini perlu ditelusuri lagi....
Semoga tips tentang toak ini bermanfaat,,
Jika berkenan mohon tinggalkan komentar